Ads 468x60px

Kamis, 07 Juli 2016

Lelaki Kardus - Pantaskah Disebut Sebagai Lagu Anak?



Sudah pernah mendengar sebuah berita tentang lagu berjudul Lelaki Kardus?
Apa pendapat readers?


Beberapa waktu terakhir bocah perempuan berbusana kuning serta berambut panjang ini menghebohkan dunia maya dan youtube tatkala menyanyikan tembang berjudul Lelaki Kardus.
Konon dari sumber yang telah dimintai keterangan memaparkan bahwa lagu berirama dangdut ini tercipta berdasarkan kisah nyata dari istri sang pencipta lagu, Ahmad Sawadi.

Wanita yang disapa Nurul itu menuturkan bahwa kisah yang akhirnya mengilhami suaminya menciptakan lagu Lelaki Kardus itu adalah cerita masa lalunya. Ketika dimintai komentar tentang lirik lagu yang tak layak untuk anak-anak, ia menimpali bahwa hal tersebut bukan suatu masalah. Karena lagu yang berwujud album telah terjual di Madura.

Astaga!

Mari kita telaah liriknya

Bapakku kawin lagi aku ditinggalin
Aku sakit hati Ibuku diduain
Ibuku minta cerai tapi dipukulin
Bapakku pengkhianat Ibuku dibohongin
Lelaki Kardus
Lelaki Karpet
Lelaki Kencrot
Lelaki Bangkrut
Lelaki Mencret
Lelaki Karbet
Lelaki Bangs*t
Sama sekali tidak pantas untuk dinyanyikan untuk ukuran bocah. Lirik yang penuh dengan cercaan dan kata makian yang pastinya disensor di keseluruhan lagu ketika sudah masuk ranah pertelevisian. Jangankan disensor, pasti belum apa-apa juga sudah dilarang tayang. Dibanned. Lagu terlarang.
Nurul mengakui bahwa sang penyanyi cilik yang bernama Nova Rizki R. itu adalah putrinya, dan lagu tersebut sudah beredar beberapa tahun yang lalu karena sang putri kini telah berusia 15tahun. Namun Nurul bersikukuh bahwa tidak ada yang salah dengan anaknya yang menyanyikan lagu tersebut dan menasbihkan bahwa itu hak anaknya menyanykan lagu lelaki kardus. Duh miris.

Kita menuju ke konteks lain. Kita bahas tentang videoklip.

Di awal videoklip kemunculan seorang pria yang mengendarai sepeda motor dan berhenti di depan rumah. Lelaki yang terindikasi sebagai "Bapak Lelaki Kardus" terlihat sehabis bepergian membawa dua buah tas, Bapaknya baru pulang dari rumah istri muda. Sang anak "menyambut" Bapak dan merebut tas yang kemudian dilemparkannya ke sembarang tempat.
Memasang tampang galak dan gestur tubuh yang seolah ingin menempeleng dan mengusir Sang Bapak untuk pergi jauh-jauh dan tak menginjak rumahnya lagi. Meskipun sang bapak mencoba untuk menenangkan sang anak, tapi apa daya sang anak terlanjur sakit hati karena perlakuan kasar yang dilakukan sang bapak terhadap ibunya karena meminta berpisah.

Terlebih ketika bagian reff terlihat empat orang bocah yang menyanyi sambil menunjuk-nunjuk seolah mengutuk Sang Lelaki Kardus.

Dari klip ini dapat kita nilai selain lirik lagu yang sangat tidak layak dinyanyikan untuk anak, videoklipnya pun tak menunjukkan hal yang sebaliknya alias sama saja. Tidak layak diperankan oleh seorang anak.
Adegan yang secara eksplisit diperlihatkan ketika seorang anak berani melawan orang tua. Apakah tidak memikirkan bagaimana seandainya jika anak-anak yang telah menonton video ini kemudian mengikutinya? Apakah tidak terfikirkan sebelumnya oleh si pencipta lagu dan sutradara videoklip bahwa adegan tersebut bisa saja mempengaruhi anak-anak yang menganggap hal tersebut wajar karena marah dengan orang tua? Jangan lupakan bahwa anak-anak adalah peniru ulung apapun yang dilakukan orang dewasa. Belum mengerti mana yang baik dan mana yang buruk.

Konteks dalam keseluruhan lagu dan video tersebut adalah anak yang diliputi rasa jengkel terhadap bapaknya itu masih terlalu kecil untuk bagaimana menghadapi bapaknya yang telah bersama wanita lain selain ibunya.
Terlalu rumit permasalahan yang harus dihadapi sang anak. Masalah rumah tangga yang seharusnya menjadi urusan internal orang dewasa antara ayah dan ibu bukan anak-anak yang notabene belum mengerti dan memahami apapun tentang problemmatika orang dewasa. Contoh kata-kata makian berikut yang terlalu dewasa untuk dilontarkan dari mulut seorang anak kecil.  kawin lagi, sakit hati diduain, minta cerai  dan pengkhianat hingga bangs*t?

See?
Terlalu vulgar untuk diucapkan.
Mari berimajinasi sedikit, bayangkan seorang anak kecil lucu beusia empat tahun melantunkan lagu ini. Kira-kira bocah tersebut masih terlihat lucu atau terlihat menyeramkan?

Well.
Bukankah seharusnya penanyi cilik itu mendendangkan lagu tentang kesenangan bermain-main dan memvisualisasikan riang dan lincahnya lagu.

Aahh... lagu anak-anak yang sebenarnya sudah kehilangan panggung. Rindu dengan lagu yang dinyanyikan oleh artis-artis cilik di era tahun 90an. Musik yang riang dan lirik lagu yang dekat dengan kehidupan anak-anak. Lugas dan mudah diingat.

Keresahan tentang lagu Lelaki Kardus ini membuat masyarakat atau netizen bereaksi untuk menyoroti kasus ini, beberapa telah mendesak KPAI untuk mengusut lagu yang tak pantas untuk anak ini. Barisan mantan artis cilik perempuan pun bergerak dan membuat suatu pertemuan dan membahas permasalahan hingga terciptanya tagar #savelaguanak
Kita tunggu akan ada terobosan apakah yang tercetus dari para mantan artis cilik ini dan bagaimana hasil dari ide #savelaguanak

Semoga setelah terangkatnya kasus ini pencipta lagu lebih memahami mana konten lagu yang pantas dinyanyikan untuk anak-anak dan lagu untuk orang dewasa. Semoga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar